“THEK-THEK” IRINGAN KIRAB MODERN BERWAJAH TRADISI DALAM ACARA GELAR BUDAYA ADAT NELAYAN SEDEKAH LAUT DI CILACAP

(Oleh: Bogi Febrianto)

Acara Gelar Budaya Adat Nelayan Sedekah Laut merupakan acara ritual masyarakat nelayan yang ada di Kabupaten Cilacap. Acara ini merupakan acara syukuran atas rejeki yang mereka peroleh dalam satu tahun. Selama tiga tahun terakhir banyak kesenian yang turut memeriahkan antara lain Thek-thek, Barongsai, Calung, Ebeg, Tarling, dan seni Egrang. Keberadaan Thek-thek sendiri begitu mencolok di antara semua yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan ada apa dibalik kemunculannya dalam acara ritual masyarakat nelayan tersebut. Selain itu ada pokok permasalah lain, mengapa kesenian Thek-thek ada dalam acara Gelar Budaya Adat Nelayan Sedekah Laut serta bagaimana bentuk kesenian ini.Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan narasumber setempat, ternyata Thek-thek adalah kesenian baru yang memperoleh gelar Marchingband Pring, dengan alat musik yang sebagian besar berbahan dasar bambu (jawa: Pring) dan menggunakan format pertunjukan Marchingband. Keberadaan Thek-thek dalam upacara ini memiliki dua faktor pendorong, internal dan eksternal. Faktor internal meliputi penampilan yang terkesan ringkas, pembawaan dasar yang mengikuti perkembangan jaman, aransemen lagu yang mengikuti selera penonton, biaya yang murah, dan inovatif. Faktor eksternal antara lain datang dari masyarakat sekitar, yaitu masyarakat nelayan dan pemerintah. Bentuk kesenian Thek-thek merupakan bentuk baru yang menampilkan dua unsur nilai modern dan tradisi. Seperti telah tergambar dalam judul di atas, “THEK-THEK” Iringan Kirab MODERN BERWAJAH TRADISI dalam Acara Gelar Budaya Adat Nelayan Sedekah Laut di Cilacap”.

Kata kunci: Sedekah Laut, Marchingband, Pring.

Kembali Ke Daftar ISI

 Print halaman ini