EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified
translate add by : satriawan

Kolom Pencarian Apa saja ™

ORKES KERONCONG TUNA NETRA `SETIA USADA' Di Dusun Kledokan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Oleh: Betty Mayasari

Terbentuknya Orkes Keroncong Setia Usada merupakan gagasan Karsono untuk membuat lapangan pekerjaan bagi para tuna netra. Pada tahun 1993 sebagian dari penyandang tuna netra mulai hijrah ke Yogyakarta dan sebagian lagi masih tetap tinggal di Solo. Orkes Keroncong Setia Usada terdiri dari tuna netra yang berprofesi sebagai tukang pijat, tetapi mereka gemar berkesenian bahkan mampu memainkan alat musik layaknya manusia yang memiliki lima indera.

Susunan keanggotaannya terdiri dari Karsono (51), Slamet Riyadi (52), Purwadi (33), Tupar (25), Suprapto (30), Antonius Didit Nugroho (28), Yohanes Joko Warsito (51), Joko Paryanto (48), Arsiah Siti Aminah (52), dan Saptoro (27). Instrumen yang digunakan terdiri dari gitar, kontrabas, cello, ukulele, banjo, biola, flute, dan disertai vokal. Koleksi lagu mereka sangat beragam, baik dari jenis keroncong asli, stambul, dan langgam. Selain mengisi acara syawalan RT, kelompok ini juga sering tampil pada acaraformal seperti peresmian instansi-instansi, hajatan perkawinan, dan sebagainya. Kostum pementasan senantiasa disesuaikan dengan tema acara, meski sederhana namun tetap indah dan pantas dalam penampilan. Kualitas musik yang ditampilkan pun dapat disejajarkan dengan orkes keroncong lain yang beranggotakan orang-orang normal secara biologis.

Motivasi tuna netra membentuk orkes keroncong ini diantaranya adalah untuk memperbaiki tingkat ekonomi, juga menyalurkan hobi, selain sebagai pengungkapan rasa, kepuasan batin, hiburan, dan media komunikasi. Mereka memilih aktivitas bermusik karena musik merupakan wadah positif yang salah satunya bersifat auditif, mengingat kondisi mereka yang tuna netra.

Kata kunci: tuna netra, keroncong, fungsi.

1 komentar:

  1. Penyandang tuna netra aja bisa main kroncong, padahal mereka gak bisa lihat apa yang mereka mainkan. Tapi mereka tetap bisa menyamakan irama dan menghasilkan alunan indah. dibanding sama dangdut koplo yang lagi beredar, mbok yoo ngaca dari sini toh, kan bisa bikin citra dangdut gak makin buruk. Kasihan wong dangdut juga musik indah dan susah kok dibikin gak sopan T_T.. Semangat buat mas Karsono, mas Slamet Riyadi, mas Purwadi, mas Tupar, mas Suprapto, mas Antonius Didit Nugroho, mas Yohanes Joko Warsito, mas Joko Paryanto, mbak Arsiah Siti Aminah, dan mas Saptoro.. Semangat terus untuk menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia :)

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini, asalkan jangan mengandung kata-kata yang tidak berkenan bagi umum.Terimakasih atas kunjungan Anda.