(Oleh Muslimin)
Musik Tanji adalah ansambel yang lahir pada masa penjajahan Hindia Belanda di Jakarta. Alat musiknya terdiri dari alat musik tiup dan pukul yang seiring dengan perkembangan zaman kemudian mengalami perubahan, dimana perubahan ini merupakan suatu upaya penyesuaian terhadap pasar atau konsumen sebagai penanggap. Musik Tanji, yang biasanya menggunakan alat musik tiup dan pukul, dalam perkembangannya telah dikemas bersamaan dengan musik keroncong dan musik gambus. Hal ini menjadikan Musik Tanji muncul dalam kemasan baru.
Awalnya instrumen yang digunakan adalah klarinet, piston/terompet, bass selendang/bass tuba, bass drum, snare drum, dan simbal. Untuk selanjutnya sebagai kemasan baru yang digunakan adalah perpaduan beberapa instrumen tanji dengan instrumen yang terdapat pada musik keroncong seperti kontra bass/bass cekek, cello, gitar, cuk, dan biola, serta instrumen musik gambus yaitu gambus dan biola. Selain itu terdapat pula penambahan instrumen lain (di luar tanji, keroncong , dan gambus) seperti kendang, keyboard, suling, dan tehyan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan, terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yakni adanya keinginan atau kehendak dari pelaku musik tanji untuk "mencari sesuatu yang baru". Sementara faktor eksternal datang dari masyarakat dengan adanya undangan-undangan untuk acara pentas di beberapa tempat. Hal ini tentu saja membawa warna baru sekaligus memperkaya kesenian setempat. Sebagai tambahan, musik Tanji dan Tanjidor adalah jenis musik yang sama yang pembedanya ada pada dialek, dimana untuk wilayah Tangerang disebut Tanji, sedangkan di daerah Jakarta disebut Tanjidor.
Keterangan:
Sampel penelitian adalah salah satu grup musik tanji bernama: AL-JABAR yang berlokasi di Kampung Nanggul, Desa Sukasari, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Pendokumentasian dilakukan pada tanggal 30 Desember 2008 dalam acara Tangerang Expo yang bertempat di WTC Matahari Serpong Tangerang. Format yang didokumentasikan berupa pementasan Tanji secara utuh, pementasan Tanjicong (tanji dengan kemasan musik keroncong), serta pementasan Tanjibus (tanji dengan kemasan musik gambus).
Kata kunci: perubahan, tanji, keroncong, gambus.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan, terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yakni adanya keinginan atau kehendak dari pelaku musik tanji untuk "mencari sesuatu yang baru". Sementara faktor eksternal datang dari masyarakat dengan adanya undangan-undangan untuk acara pentas di beberapa tempat. Hal ini tentu saja membawa warna baru sekaligus memperkaya kesenian setempat. Sebagai tambahan, musik Tanji dan Tanjidor adalah jenis musik yang sama yang pembedanya ada pada dialek, dimana untuk wilayah Tangerang disebut Tanji, sedangkan di daerah Jakarta disebut Tanjidor.
Keterangan:
Sampel penelitian adalah salah satu grup musik tanji bernama: AL-JABAR yang berlokasi di Kampung Nanggul, Desa Sukasari, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Pendokumentasian dilakukan pada tanggal 30 Desember 2008 dalam acara Tangerang Expo yang bertempat di WTC Matahari Serpong Tangerang. Format yang didokumentasikan berupa pementasan Tanji secara utuh, pementasan Tanjicong (tanji dengan kemasan musik keroncong), serta pementasan Tanjibus (tanji dengan kemasan musik gambus).
Kata kunci: perubahan, tanji, keroncong, gambus.
Jakarta, 31 Mei 1986
087839615874
den_moexs@yahoo.co.id,
(FB: den_moexs@yahoo.com)
087839615874
den_moexs@yahoo.co.id,
(FB: den_moexs@yahoo.com)
Kembali Ke Daftar ISI
Print halaman ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini, asalkan jangan mengandung kata-kata yang tidak berkenan bagi umum.Terimakasih atas kunjungan Anda.